Senin, 23 Februari 2009

MODEL MUSLIMAH 2009


Model muslimah? Aku belum pernah membayangkan pekerjaan ini sebelumnya. Meski pengalaman menjadi model sudah 10 tahun berjalan, tapi aku tidak pernah menjadi model muslimah. Suatu hari di tahun 2007, seorang sahabat menghubungiku. Meminta kesediaanku menjadi model di Tabloid Khalifah tempatnya bekerja. Kutanyakan padanya busana apa yang akan kuperagakan, busana muslim, jawabnya. Setelah menyepakati jumlah honor yang akan kuterima, kamipun menyusun jadwal pemotretan. Agak deg-degan sebenarnya karena aku belum pernah menjadi model muslimah. Saat itu aku memang tidak berjilbab. Aku khawatir pembaca akan menganggap ku benar-benar seorang muslimah yang baik dengan jilbab itu, padahal aku hanyalah seorang model yang berpakaian muslimah, bukan model muslimah. Tapi Anto meyakinkanku bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Berhubung pihak Tabloid Khalifah tidak menyediakan penata rias dan stylist yang akan mensupport proses pemotretan nanti, aku pun meminta izin menghubungi salah seorang sahabatku yang jago banget menata rias sekaligus seorang stylist. Kusebut stylist karena dia mampu mengutak-atik jilbab-jilbab sederhana menjadi sangat modis dan indah. Aku mengagumi hasil karyanya. Namanya Suci. Kuhubungkan Suci dengan pihak Tabloid Khalifah guna mengatur kerjasama yang akan kami lakukan bersama. Tabloid Khalifah setuju untuk menampilkan nama dan nomor telfon Suci di Halaman Mode tempat hasil foto dimuat nantinya.
Jadwal pemotretanpun tiba. Bersama Suci, aku mendatangi lokasi pemotretan di bilangan Kemang, Jakarta Selatan. Ternyata konsepnya adalah keluarga yang sedang memeragakan baju untuk berlebaran. Memang pemotretan dilangsungkan pada bulan suci Ramadhan. Aku berperan sebagai seorang ibu muda. Ada seorang pria yang menjadi bapak, dan 3 orang anak-anak disana. Kamipun berfoto bergiliran, kadang-kadang bersama.
Suci menunjukkan kepiawaiannya. Wajah polosku dirias menjadi begitu cantiknya. Belum lagi jilbab-jilbab sederhana yang akan diperagakan, dirangkainya dengan begitu indah. Aku pun segera beraksi didepan kamera. Anto bersemangat mengambil gambar demi gambar melalui lensa kamera kesayangannya. Beberapa sudut dilokasi pemotretan dieksplorasi secara maksimal. Aku sangat menikmati pose demi pose yang Anto minta. Hobiku difoto memang keterlaluan. Hingga tak pernah habis rasanya energi ini bila aku menjalani sebuah pemotretan. Entahlah mengapa, difoto mendatangkan kebahagiaan tanpa batasan buatku. Apalagi kemudian hobi ini mendatangkan uang. Kebahagiaan yang kudapat otomatis berlipat ganda.
Tak terasa waktu berbuka puasa tiba. Bersamaan dengan itu pula proses pemotretan usai. Setelah mentraktir Suci disebuah restoran sunda sebagai ungkapan terimakasihku atas bantuannya, kamipun pulang. Pada beberapa pemotretan, memang model diminta untuk merias wajahnya sendiri. Ini hal yang biasa terjadi. Makanya lama kelamaan, seorang model memiliki kemampuan merias wajah dan rambutnya bahkan menjadi seorang stylist sebagai tuntutan profesi yang wajib dipenuhinya.
Seminggu kemudian Tabloid Khalifah yang memuat fotoku terbit. Senangnya melihat hasil karya kami yang ternyata sangat ciamik. Anto memperlihatkan kepiawaiannya mengambil gambar dengan angle-angle yang asik. Suci menunjukkan kecanggihannya merias wajah sederhana ini menjadi demikian cantik. Aku mensyukuri pose-pose yang kuperagakan menunjukkan keindahan busana karya desainer Itang Yunasz yang kukenakan. Semoga yang melihat terinspirasi untuk membeli baju-baju ini untuk lebaran. Sehingga hasil pekerjaanku bermanfaat dan mendatangkan keuntungan buat klien yang menggunakan jasaku. Hal ini sangat kuperhatikan sebagai tanggungjawab moril dan profesi model yang kugeluti.
Beberapa bulan setelah pemotretan berlangsung, Allah memberiku hadiah HidayahNya, aku menutup aurat dengan sempurna dan mengenakan jilbab. Semoga istiqomah. Sempat 2 kali aku bekerjasama dengan Tabloid Khalifah. Edisi busana pengantin menjadi konsep pemotretan yang kedua. Kali ini aku yang telah bekerjasama dengan Suci mendirikan sebuah wedding organizer, memamerkan koleksi busana yang kami miliki. Kali ini aku meminta bantuan seorang sahabatku, Henry di komunitas Abang None untuk menemaniku berpose. Kedua hasil pemotretan yang telah dimuat oleh Tabloid Khalifah tersebut bisa dilihat diblog pribadiku ini.
Aku mendapatkan pencerahan. Profesi model yang telah kugeluti sejak tahun 1998 dan sempat vakum karena pernikahan, ingin kutekuni kembali dalam format yang berbeda. Kini aku menjadi model muslimah. Memperagakan busana-busana muslimah yang indah menutupi aurat kita yang indah, menjadi obsesiku tahun 2009. Semoga Allah menuntun perjalananku sekarang. Amin.

1 komentar: